Kamis, 03 Maret 2016

Yang Pintar Memperbaiki?


       



        Hari ini aku mau sedikit bercerita tentang sebuah pengalaman yang mungkin bagi sebagian orang tak berarti apa-apa, tapi entah mengapa hal kecil ini sangat menyentuhku. Bulan lalu, iya udah sebulan yang lalu tapi baru sempat cerita sekarang. Waktu itu seusai sholat maghrib di mesjid dekat rumah aku tak langsung pulang, niatnya nungguin isya' dulu baru pulang. Hari itu pas lagi sholat sendirian, biasanya sama mama, tapi kebetulan mama lagi capek jadi ga ke mesjid dulu, jadilah aku duduk sama dua orang ibu-ibu jamaah mesjid yang juga sedang menunggu isya'. Aku duduk dekat pilar mesjid menghadap pintu sambil bersandar dan membaca. Sekitar 15 menitan, dari arah pintu



muncul anak kecil perempuan yang mengenakan jilbab, pipinya tembam, matanya bulat, kulitnya putih, ahhh lucu! gagal fokus, aku pun terus memandangi anak kecil itu. Dari langkah kakinya kelihatan sekali dia baru pandai berjalan. Dia berjalan kesana kemari sendirian. Aku terus memperhatikannya, sesekali dia tersenyum imut khas anak seusianya. Tak lama kemudian muncul seorang wanita, yang kukira itu ibu si anak. Ia mengenakan hijab panjang berwarna hitam, wajahnya putih cerah tanpa riasan, dari wajahnya kelihatan kalau dia masih muda, jadi kutebak saja anak itu adalah anak pertamanya hehe. Aku tersenyum pada ibu si anak, dan dia balas senyumku dengan ramah, kemudian ia berjalan kearah anaknya, mereka berdua duduk tak jauh dariku. Aku masih terus memperhatikan anak kecil yang menggemaskan itu, mereka berdua sedang bercakap-cakap ala ibu dan anak kecilnya. ahhh ingin rasanya aku nimbrung dan mengajak anak kecil itu bercanda, tapi aku tak berani, ehm mungkin lebih tepatnya aku minder dengan si ibu, ada semacam rasa segan dengan wanita yang berhijab panjang. Jadi aku hanya cukup memperhatikannya dari jauh saja. 
          Tak beberapa lama, azan isya' berkumandang, jamaah mesjid mulai ramai lagi. sempat kulihat anak kecil tadi berlari kearah seorang lelaki yang baru selesai berwudhu, kemudian si ibu mengejarnya. oh oke itu ayahnya. Saat sedang qamat, si ibu tak bersiap-siap untuk sholat melainkan duduk di sudut saf belakang bersama si anak. Agak heran sedikit tapi yasudah fokus sholat dulu.
           Setelah salam (selesai sholat) masih juga aku sempat melihat si ibu dan si anak tadi berlari kecil kearah saf laki-laki, si ibu memperhatikan si anak berlari ke arah ayahnya, kemudian dia buru-buru mengambil mukena untuk melaksanakan sholat. Ahhhhhh hatiku mencair seketika melihat keluarga kecil itu. Hal sederhana seperti itu memperlihatkan bahwa mereka paham betul tentang bagaimana seharusnya beribadah tanpa mengesampingkan hal-hal lain, misalnya saja anak dan hak-hak jamaah mesjid lain. Poin pertama, si ibu mengalah untuk sholat belakangan dari si ayah, kenapa tidak sebaliknya? karena yang wajib ikut jamaah adalah si ayah (laki-laki). Kedua, si ibu bisa saja ikut sholat berjamaah tapi bagaimana dengan anaknya yang belum mengerti apa-apa, dalam banyak kejadian yang ku temui saat sholat berjamaah ibu yang membawa anak balitanya sholat, kemudian si anak menangis, atau berjalan kesana kemari melewati jamaah lainnya yang sedang khusyuk sholat, tentu saja ini sedikit banyak mengganggu kenyamanan jamaah lainnya dalam beribadah, nah keluarga kecil ini paham betul bagaimana menghindarinya. Pokoknya hatiku seperti disentil oleh Tuhan melihat mereka. Contoh atau kejadian yang bagi sebagian orang sepele tapi cukup berarti bagiku. Semakin bermimpi untuk mendapatkan jodoh yang sholeh, yang bisa mengajariku banyak hal yang tak pernah ku tahu sebelumnya, yang mau sama-sama belajar jadi manusia yang lebih baik lagi. Semakin ingin belajar memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi, karena katanya jodoh itu cerminan diri sendiri, perempuan baik hanya untuk lelaki baik begitu pun sebaliknya, karena dalam surah Ar-Rum 21 disebutkan bahwa Allah menciptakan pasangan dari jenis kita sendiri, yang baik akan mendapatkan yang baik begitu pula sebaliknya.
             Aku bukan wanita sholeha dengan hijab panjang yang taat beribadah dan tak pernah berbuat dosa, hijabku masih seadanya, namun aku malu jika tak mengenakannya, sholatku juga baru yang wajib-wajib saja dan masih berusaha agar tak tinggal, ibadah juga belum seberapa jika mungkin dibandingkan dengan wanita syar'i lainnya, dosa? jangan ditanya lagi, tiap hari pasti ada aja yang dijadikan ladang buat panen dosa :'( tapi aku punya mimpi diberikan jodoh oleh tuhan seorang lelaki sholeh yang bisa membimbing dan mengingatkanku. Bukan hanya sekedar menjaga sholatnya tapi juga yang mengerti tentang islam, mana yang diperbolehkan mana yang dilarang. kenapa? karena laki-laki yang mengerti tentang islam akan tahu bagaimana cara memperlakukan wanita dengan baik, hehe ahhhh membayangkannya saja aku sudah senang. Terlalu berlebihan ya? ya setidaknya dia mau belajar untuk menjadi lebih baik bersamaku. 
            Aku selalu kagum dengan laki-laki yang menjaga sholatnya, terlepas dengan bagaimana dia dikehidupan sehari-harinya, yang jelas dia punya dasar untuk berpijak, dan tahu kewajibannya atas Tuhannya. Bukannya mau sok suci atau apalah, tapi percayalah wanita mana yang tak menginginkan lelaki yang demikian untuk menjadi imamnya, begitu pula sebaliknya. haaaaaah namun aku masih jauh dari kriteria wanita sholeha idaman lelaki, masih banyak hal yang perlu dirubah dan diperbaiki, yaah semoga nantinya Tuhan pertemukan dengan yang pintar memperbaiki. Amin Allahumma amiiiiiiiin. haha kadang aku suka menghayalkan keluargaku dimasa datang seperti keluarga kecil yang kuceritakan tadi *kemudian stop nulis dan lanjut menghayal*

0 comments:

Posting Komentar