Jumat, 12 Februari 2016

Tulisan dari tepi pantai


Aku pernah bertahan sekeras batu namun kemudian terkikis oleh penyesalan, aku pernah selembut kertas namun akhirnya hancur dibakar kecewa. Kemudian aku menyadari jika hati pun memiliki batas lelahnya. Kemudian kupilih untuk beristirahat setelahnya.







Saat ini aku tengah bercengkrama dengan deru dan buih ombak dipantai, duduk dipinggirnya beralaskan pasir, lekat-lekat kupandangi buih ombak yang perlahan hilang sesampainya di tepian pantai. Suaranya menenangkan hati, anginnya menambahkan sedikit melodi yang abstrak. Aku tak setuju jika kita menyebut ciptaan tuhan itu sempurna, melainkan jauh diatas sempurna.

Ada hal yang sedang kupikirkan. Ada begitu banyak pertanyaan, dan terkaan yang menggerogoti pikiran. Entahlah, aku hanya tak terbiasa bercerita pada manusia untuk sekedar meminta masukan. Mungkin hanya jawaban Tuhan yang sekarang sedang ku nantikan. Tak ada yang lebih tau isi hatiku daripada-Nya, tak ada yang lebih tau yang terbaik untukku selain-Nya, dan tak ada yang lebih kupercayai, kecuali-Nya.





0 comments:

Posting Komentar