Assalamualaikum 22!
Terimakash untuk semua do’a hari ini, semoga Allah SWT
perkenankan doa-doa baik yang terucap hari ini untukku, dan untuk kita semua.
Kebanyakan orang akan bahagia
saat bertambah usia atau dihari ulang tahunnya. Banyak dari mereka yang bahkan
mempersiapkan perayaan hari bertambahnya usia tersebut sejak jauh hari. Aku memang
bukan termasuk orang yang mempersiapkan segala sesuatu menjelang hari ulang
tahun. Tapi tak dipungkiri ada rasa seakan menanti hari yang katakanlah spesial itu
datang. Ada rasa senang dan menanti nanti untuk mendengar doa-doa tulus dari
orang-orang yang disayangi. hanya itu, tak ada yang lebih indah dibandingkan dengan do'a tulus, yang bahkan malaikat saja tak segan untuk meng-amin-kannya.
Hari ini aku mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat berharga. Sebuah pelajaran hidup yang tak ternilai harganya. Yang tak bisa ditukar dengan apapun.
Subuh tadi, kami mendapat kabar
duka. Musibah baru saja menimpa salah seorang tetangga sebelah rumah yang sudah
seperti keluarga bagi kami. Ia mengalami kecelakan, di tabrak lari oleh pengendara
mobil yang tak bertanggung jawab. Singkat cerita, dengan sangat menyesal dokter
mengatakan kaki kanannya tak bisa diselamatkan dan harus di amputasi (dipotong). Kami yang saat itu sedang
berkumpul menanti kabar dari pihak keluarga korban di rumah sakit gemetar
menerima kabar itu. Jantungku berdegup kencang, air mata bahkan tak sanggup
keluar, rasanya tak percaya. Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin? Bagaimana ia
akan melanjutkan hidupnya? Bagaimana ia akan bekerja untuk istri dan tiga
anaknya yang masih kecil-kecil? Apakah tidak ada cara lain? Begini rupanya rasanya
petir disiang bolong yang dikatakan orang-orang itu. Terjadi begitu saja dan
menyisakan bekas selamanya.
Rasanya
seperti ditampar oleh tangan tuhan. Musibah bisa datang kapanpun dan bagi
siapapun. Entahlah, bagiku mungkin ini sebuah contoh, tuhan seakan sedang
menunjukkan betapa dunia ini mempunyai dua sisi kehidupan. Ada yang sedang
bahagia dan di saat yang bersamaan ada pula yang sedang tertimpa musibah. Hari ini,
aku mendapatkan banyak ucapan selamat, kado, serta do’a yang indah, sedangkan
disisi lain tetanggaku itu bahkan harus kehilangan sebelah kakinya. See? Aku sangat
melihat tangan tuhan yang mengatur segalanya. Aku, dan kita semua harus tau
kalau bahagia itu pun ada batasnya.
Sepanjang hari aku tak bisa
mengalihkan pikiranku ke yang lainnya, hingga detik ini pun rasanya masih tak
percaya. Tuhan, aku saja se-tak percaya ini, apalagi dia yang mengalaminya? Apalagi
keluarganya? Aku tak sanggup membayangkan. Mungkin ini hanya contoh dari
kebahagiaan kecil yang baru saja kurasakan namun cukup untuk menjadi gambaran
perbandingannya. Dari sudut pandangku, tuhan sedang secara halus
mengingatkanku, tapi baginya ini mungkin sebuah musibah dan cobaan berat dalam hidup
yang harus ia terima, dan tentunya akan datang bersamanya hikmah yang luar
biasa, insha Allah, Tuhan yang maha mengetahui semuanya. Aku hanya berdoa
semoga tuhan tak timpakan kepadaku dan orang-orang yang ku sayangi cobaan
semacam ini untuk kedepannya. Semoga tuhan senantiasa memperhalus teguran-Nya
kepada kita, dan kita senantiasa peka akan teguran halus-Nya itu agar tak
datang teguran-Nya yang lebih keras. Amin Allahumma Amin.......
Semoga ceritaku hari ini dapat
sedikit memberikan manfaat untuk kita semua. Insya Allah
0 comments:
Posting Komentar