Selasa, 05 Januari 2016

22 tahun, dibuka dengan berita duka


Assalamualaikum 22!
Terimakash untuk semua do’a hari ini, semoga Allah SWT perkenankan doa-doa baik yang terucap hari ini untukku, dan untuk kita semua.

Kebanyakan orang akan bahagia saat bertambah usia atau dihari ulang tahunnya. Banyak dari mereka yang bahkan mempersiapkan perayaan hari bertambahnya usia tersebut sejak jauh hari. Aku memang bukan termasuk orang yang mempersiapkan segala sesuatu menjelang hari ulang tahun. Tapi tak dipungkiri ada rasa seakan menanti hari yang katakanlah spesial itu datang. Ada rasa senang dan menanti nanti untuk mendengar doa-doa tulus dari orang-orang yang disayangi. hanya itu, tak ada yang lebih indah dibandingkan dengan do'a tulus, yang bahkan malaikat saja tak segan untuk meng-amin-kannya.



Hari ini aku mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat berharga. Sebuah pelajaran hidup yang tak ternilai harganya. Yang tak bisa ditukar dengan apapun.


Subuh tadi, kami mendapat kabar duka. Musibah baru saja menimpa salah seorang tetangga sebelah rumah yang sudah seperti keluarga bagi kami. Ia mengalami kecelakan, di tabrak lari oleh pengendara mobil yang tak bertanggung jawab. Singkat cerita, dengan sangat menyesal dokter mengatakan kaki kanannya tak bisa diselamatkan dan harus di amputasi (dipotong). Kami yang saat itu sedang berkumpul menanti kabar dari pihak keluarga korban di rumah sakit gemetar menerima kabar itu. Jantungku berdegup kencang, air mata bahkan tak sanggup keluar, rasanya tak percaya. Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin? Bagaimana ia akan melanjutkan hidupnya? Bagaimana ia akan bekerja untuk istri dan tiga anaknya yang masih kecil-kecil? Apakah tidak ada cara lain? Begini rupanya rasanya petir disiang bolong yang dikatakan orang-orang itu. Terjadi begitu saja dan menyisakan bekas selamanya.
                Rasanya seperti ditampar oleh tangan tuhan. Musibah bisa datang kapanpun dan bagi siapapun. Entahlah, bagiku mungkin ini sebuah contoh, tuhan seakan sedang menunjukkan betapa dunia ini mempunyai dua sisi kehidupan. Ada yang sedang bahagia dan di saat yang bersamaan ada pula yang sedang tertimpa musibah. Hari ini, aku mendapatkan banyak ucapan selamat, kado, serta do’a yang indah, sedangkan disisi lain tetanggaku itu bahkan harus kehilangan sebelah kakinya. See? Aku sangat melihat tangan tuhan yang mengatur segalanya. Aku, dan kita semua harus tau kalau bahagia itu pun ada batasnya.

Sepanjang hari aku tak bisa mengalihkan pikiranku ke yang lainnya, hingga detik ini pun rasanya masih tak percaya. Tuhan, aku saja se-tak percaya ini, apalagi dia yang mengalaminya? Apalagi keluarganya? Aku tak sanggup membayangkan. Mungkin ini hanya contoh dari kebahagiaan kecil yang baru saja kurasakan namun cukup untuk menjadi gambaran perbandingannya. Dari sudut pandangku, tuhan sedang secara halus mengingatkanku, tapi baginya ini mungkin sebuah musibah dan cobaan berat dalam hidup yang harus ia terima, dan tentunya akan datang bersamanya hikmah yang luar biasa, insha Allah, Tuhan yang maha mengetahui semuanya. Aku hanya berdoa semoga tuhan tak timpakan kepadaku dan orang-orang yang ku sayangi cobaan semacam ini untuk kedepannya. Semoga tuhan senantiasa memperhalus teguran-Nya kepada kita, dan kita senantiasa peka akan teguran halus-Nya itu agar tak datang teguran-Nya yang lebih keras. Amin Allahumma Amin.......

Semoga ceritaku hari ini dapat sedikit memberikan manfaat untuk kita semua. Insya Allah

0 comments:

Posting Komentar