Rabu, 24 Juni 2015

Sedikit Renungan..


   Sore itu, harz (abangku yg paling tua) ngajakin ngabuburit nyari takjil buat buka puasa. Sekitar jam 5an kami keluar dari rumah. Tempat pertama yang kami tuju adalah Akau, warga Tanjungpinang pasti tau betul tempat ini. Semacam foodstreet yang dipenuhi dengan berbagai macam jenis makanan dan minuman yang dijajakan oleh mayoritas warga tionghoa, iya sulit menemukan warga pribumi (sebutan buat warga non tionghoa) yang berjualan disini. Makanan dan minuman yang dijual pun berbagai macam, muslim harus jeli membeli makanan disini karena ada juga sebagian yang tidak halal.


   Kali ini tujuan kami ke akau beli es koteng, salah satu minuman favorit disini selain cendolnya. wiss dari rumah udah kebayang segernya buat buka puasa. Suasana akau sore itu cukup ramai dan macettt. Karena udh hapal letak penjual eskoteng nya jadi ga perlu muter-muter lagi langsung aja ke tempat yang jual, pesan, kemudian pergi. 
Ga langsung pulang, kami mampir dulu beli titipan mama, sayur asem slurrrpp. Kali ini belinya bukan di akau, tapi di ikan bakar pancur hihi lagi lagi menjelajahi tempat kuliner di Tanjungpinang. Iya warga Tanjungpinang pasti tau ikan bakar pancur ini, termasuk salah satu tempat yg sering muncul di path (orang sering update disana), yg dijual menu menu seafood kayak macam-macam jenis ikan bakar, lebamnya itu lohhh euhhh gak kuattt! terus sotong, udang, dsb. Udah cukup ngomongin makanan.
   Singkat cerita abis beli sayur asem si harz ngajakin beli kue, dan yang dimaksud adalah kue tradisional. Kami pun memutuskan untuk membelinya tak jauh dari rumah kami, letaknya di pinggir  jalan seberang jalan mau ke rumah, dan kebetulan yang jual juga kami kenal, masih tetangga tapi agak jauh.
Akupun memilih beberapa jenis kue. Ada begitu banyak jenis kue yg dijajakan disana, sampai bingung milihnya. Aku berdiri agak lama, di samping ku berdiri juga beberapa pembeli lainnya. Di hadapanku ada seorang bapak yg ku kenal sedang duduk memperhatikanku dan menunggu ku siap memilih kue. Sosoknya jelas aku kenal, tapi udh cukup lama aku tak melihatnya, iya dia suami ibu yang jual kue disitu sebut saja dia pak haji. Biasanya setiap bulan puasa seperti sekarang ini dia memang selalu membantu istrinya berjualan. Aku tersenyum kepadanya, dia tak membalas dan hanya terus memperhatikanku. Ahh mungkin dia tak mengenaliku, karena biasanya dia cukup ramah, kali ini dia hanya duduk dengan wajah sendu dan agak pucatnya, dan terlihat lebih tua. aku sempat sedikit memperhatikan dan ngomong dalam hati, kayaknya pak haji ini lagi sakit.
  Setelah memilih beberapa jenis kue, aku menyerahkan kepadanya untuk dihitung dan di beri plastik, ia pun memasukkan kue kedalam plastik dan berkata "enam ribu", suaranya lirih wajahnya tak berekspresi. Aku ngeluarin uang dari saku yg kebetulan pas enam ribu, "ini pak, makasih". Kali ini ia tersenyum kecil dan bilang "sama-sama" masih dengan suara lirihnya. Setelah itu perjalanan ngabuburit kami pun berhenti disitu dan kami pulang ke rumah.

  Keesokan paginya, setelah bangun dari tidur sehabis sahur, mama yang baru pulang dari warung bilang "pak haji meninggal sar". Aku tersentak, ku ulangi nama itu untuk meyakinkan. dan ternyata aku ga salah dengar. Innalillahi wainailaihi roji'un, umur memang rahasia Allah. bapak yang belum sampai sehari lalu aku temui saat beli kue meninggal sehabis sahur esok harinya. 
     Terbayang jelas wajah sendu dan pucatnya sore itu, masih sedikit ga percaya tapi inilah hidup. Aku cerita sama mama tentang terakhir kali melihatnya sore itu, mama bilang "iya mau gimana lagi, udah sampai janjinya sama Allah".

     Mungkin kejadian kayak gini udah sering dialami oleh banyak orang, tapi yang kali ini buat aku benar-benar memikirkan segala sesuatunya. Betapa kematian itu menjadi rahasia Allah, betapa dekat kita dengan kematian. Ya Allah aku terus kebayang wajah pak haji sore itu. Apa sore itu sempat terbayang oleh pak haji kalo sore esoknya dia sudah harus berbaring di liang lahat ? Begitu juga kita, saat ini detik ini kita masih bernafas, apa pernah kebayang kalo besok atau bahkan sore nanti Allah hentikan nafas kita ? :'( 
  Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa ingat dan takut akan mati, semoga kita masuk dalam golongan orang-orang yang di rahmati Allah, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang lalai dan hanyut akan dunia dan semoga Allah mengampuni dosa pak haji dan dosa-dosa kita semua. Amiiin..

"Jangan bangga dengan usia muda, karena syarat mati tak harus tua. Jangan bangga dengan tubuh yang sehat, karena syarat mati tak harus sakit" 

“Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kami lah kamu akan dikembalikan. ” QS. Al-Anbiya` (21), Ayat 35

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Munafiqun (63), Ayat 11

"Barangsiapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun”(HR.Muslim).

Nabi Muhammad SAW bersabda :
"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhori)

sekedar sharing, semoga bermanfaat ☺


0 comments:

Posting Komentar